Monday, October 7, 2013

Produktivitas Penangkapan Pada Efisiensi Teknis



Produktivitas penangkapan adalah ukuran kemampuan suatu alat tangkap. Produktivitas alat tangkap merupakan jumlah hasil tangkapan yang diperoleh dari upaya penangkapan, sebagai produksi dari proporsi ikan pada suatu kawasan perairan yang ditangkap (Gulland 1983; Widodo 2001b).
Efisiensi teknis merupakan ukuran dari kemampuan produksi yang terbaik serta keluaran optimal yang mungkin dicapai dari berbagai masukan dan teknologi yang digunakan (Viswananthan et.al., 2003). Faktor teknis dalam kegiatan penangkapan ikan berkaitan dengan tindakan atau keputusan untuk melakukan aktivitas penangkapan yang menguntungkan. Tindakan atau keputusan dalam melakukan aktivitas akan menyebabkan adanya efisiensi teknis yang berkaitan dengan dimensi alat , upaya penangkapan ikan & penggunaan teknologi penangkapan ikan (Hilborn. 1985).

 
Laju produksi dalam kegiatan perikanan tangkap ditentukan oleh seberapa besar upaya  penangkapan  yang  memapar  suata  daerah  penangkapan  ikan.  Upaya penangkapan ditentukan oleh dimensi alat tangkap dan kapal, jumlah hari operasi, dan  penggunaan  teknologi  penangkapan.  Dengan  demikian  upaya  penangkapan akan  menentukan  jumlah  produksi  ikan  pada  suatu  kawasan  perikanan,  sehingga upaya  penangkapan  juga  berpengaruh  terhadap  keadaan  sumberdaya  ikan. Kemampuan tangkap suatu alat tangkap dapat diketahui dari produktivitas penangkapan, yang  diukur  berdasarkan  perbandingan  antara  produksi  dengan upaya penangkapan.
untuk meningkatkan produksi ikan dari kegiatan penangkapan sangat bergantung pada keadaan lokasi penangkapan, dimana lokasi  penangkapan  juga  dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor  yang  saling  berinteraksi.  Interaksi  dalam  proses  produksi  ikan  dari  kegiatan  penangkapan  ikan  dapat  di dibedakan  menjadi  3  faktor  utama,  yaitu  1)  faktor  biologi,  2)  faktor  teknis,  dan 3) faktor interaksi alat tangkap dengan sumberdaya ikan (Kenchington  1996).
Hubungannya dengan ke adaan biologi sumberdaya ikan, upaya penangkapan merupakan ukuran mortalitas akibat penangkapan (Sparre dan Venema 1999). Ketika sejumlah upaya pe nangkapan mengeksploitasi lebih rendah dibandingkan stok  ikan yang tersedia , maka stok ikan yang tersisa masih dapat tumbuh dan berkembang.  Produksi ikan akan meningkat proporsional terhadap upaya penangkapan, dan pada sisi lain ketersediaan ikan berkurang.  Akibatnya akan terjadi ketidakseimbangan antara besarnya  upaya penangkapan dengan ketersediaan stok ikan untuk perikanan, dimana da mpaknya adalah  produksi ikan juga berkurang (Gulland 1983; Smith  1981; Widodo  et al. 2001; Murdiyanto 2004).   
    
Perubahan upaya penangkapan dalam skala waktu dan ruang menyebabkan variabilitas produksi ikan (MacCall 1984; Halley dan Stergiou 2005), sehingga upaya penangkapan dapat dijadikan  ukuran untuk menget ahui variabilitas produksi ikan dan kelimpahan ikan (McCluskey dan Lewison 2008). Fluktuasi dalam upaya penangkapan berkaitan deng an pelaku usaha  perikanan tangkap (nelayan) (Rijndrorp  et al. 2000), yaitu bagaimana mengoptimalkan produksi untuk memperoleh keuntungan, yang juga merespon regulasi atau kebijakan pemerintah (Scott  1979; Branch et al. 2006).  Misalnya program motorisasi yang dilakukan pada periode  tahun 1980 sebagai kebijakan untuk meningkatkan produksi (Bailey  et al.  1987), perubahan dari perahu layar  menjadi perahu bermesin motor tempel telah meningkatkan upaya penangkapan. Kebijakan pembangunan perikanan telah meningkatkan efisiens i dalam produksi ikan, dimana efisiensi teknik  penangkapan, investasi atau produktivitas telah  mendorong peningkatan efisiensi upaya penangkapan (Scott 1979; Susilowati et al. 2005).  
Faktor teknis  dalam kegiatan penangkapan ikan berkaitan dengan tindakan atau keputusan  untuk  melakukan  aktivitas  penangkapan  yang  menguntungkan.  Tindakan atau keputusan dalam melakukan aktivitas akan menyebabkan adanya efisiensi teknis yang  berkaitan  dengan  dimensi  alat,  upaya  penangkapan  ikan  dan  penggunaan teknologi  penangkapan  ikan.    Keputusan  untuk  melakukan  efisiensi  teknis dipengaruhi  oleh  3  komponen  yang  menyebabkan  dinamika  armada  penangkapan ikan, yaitu 1) investasi, 2) alokasi upaya penangkapan; 3) efisiensi produksi  (Hilborn 1985).
Efisiensi  teknis  menyangkut  investasi  merupakan  tindakan  melakukan perubahan ukuran kapal dan alat sehingga akan merubah kapasitas penangkapan dari kapal  atau  alat  yang  digunakan.    Alokasi  upaya  penangkapan  merupakan  tindakan memilih  lokasi  penangkapan  ikan  yang  berkaitan  dengan  jenis  ikan  yang  menjadi tujuan  penangkapan,  hari  operasi  atau  frekuensi  operasi  penangkapan  ikan. Sedangkan tindakan dalam efisiensi produksi adalah  berkaitan dengan jumlah ABK, biaya  operasional  penangkapan,  dan  hubungan  upaya  penangkapan  dengan  jumlah tangkapan.    Namun  demikian  dalam  efisiensi  teknis  tindakan  nelayan  untuk  masuk atau  keluar  dalam  suatu  perikanan  adalah  untuk  memaksimumkan  keuntungan sehingga  mencapai  batas  keuntungan  ekonomi  dari  stok  perikanan  (maximum economic yield) (Panayotou  1982; Puga et al.  2005). Efisiensi teknis untuk memaksimumkan keuntungan selain faktor internal yang berkaitan  dengan  dinamika  armada  penangkapan  ikan  juga  dipengaruhi  faktor eksternal, yaitu regulasi atau kebijakan dalam kegiatan penangkapan ikan.  Kebijakan yang  dibuat  pemerintah  adalah  untuk  mengontrol  produksi  dan  upaya  penangkapan agar  status  perikanan  pada  semua  wilayah  pengelolaan  tetap  berkelanjutan.    Namun pada  umumnya  kebijakan  pembangunan  perikanan  di  negara  berkembang  lebih menekankan  pada  peningkatan  produksi  yang  kemudian  berdampak  terhadap peningkatan  efisiensi  teknis,  investasi,  dan  produktivitas.  Akibatnya  semakin meningkat efektivitas upaya penangkapan dan kapasitas penangkapan yang kemudian menekan  sumberdaya  ikan  sehingga  mengarah  pada  gejala  lebih  tangkap  sebagai dampak dari berkurangnya stok perikanan (Susilowaty et al.  2005).
Interaksi  alat  tangkap  dengan  ikan  yang  menjadi  tujuan  penangkapan merupakan proses produksi ikan yang ditentukan oleh upaya penangkapan dan faktor lingkungan.  Upaya penangkapan merupakan tindakan efisiensi teknis yang dilakukan pelaku  kegiatan  penangkapan  ikan,  dimana  upaya  penangkapan  adalah  ukuran  dari jumlah  alat  tangkap  yang  beroperasi  untuk  mendapatkan  sejumlah  hasil  tangkapan atau  lama  alat  tangkap  beroperasi  oleh  berbagai  unit  penangkapan  ikan.

SUMBER:
Alfa F.P. Nelwan, Sudirman, Mukti Zainuddin, Muh. Kurnia. Produktivitas Penangkapan Ikan Pelagis Besar Di Perairan Selat Makassar, Sulawesi Barat.
Fauziyah, Fitri Agustriani, dan Tuti Afridanelly. 2011. Model Produktivitas Hasil Tangkapan Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. Jurnal Penelitian Sains, Volume 14 Nomer 3(D) 14312.
Sutanto. Himawan Arif. 2005.Analisis Efisiensi Alat Tangkap Perikanan Gillnett Dan Cantrang. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

No comments:

Post a Comment