A.
Distribusi dan Penyebaran Ikan Cakalang
Suhu
merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan dan
penyebaran organisme. Proses kehidupan yang vital yang secara kolektif disebut
metabolisme, hanya berfungsi didalam kisaran suhu yang relative sempit biasanya
antara 0-40°C, meskipun demikian bebarapa beberapa ganggang hijau biru mampu
mentolerir suhu sampai 85°C. Selain itu, suhu juga sangat penting bagi
kehidupan organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas maupun
perkembangbiakan dari organisme tersebut.Oleh karena itu, tidak heran jika
banyak dijumpai bermacam-macam jenis ikan yang terdapat di berbagai tempat di
dunia yang mempunyai toleransi tertentu terhadap suhu. Ada yang mempunyai
toleransi yang besar terhadap perubahan suhu, disebut bersifat euryterm.
Sebaliknya ada pula yang toleransinya kecil, disebut bersifat stenoterm.
Sebagai contoh ikan di daerah sub-tropis dan kutub mampu mentolerir suhu yang
rendah, sedangkan ikan di daerah tropis menyukai suhu yang hangat. Suhu optimum
dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhannya. Ikan yang berada pada suhu yang
cocok, memiliki selera makan yang lebih baik.
Peta distribusi ikan cakalang
Sesuai dengan sifat
jenis ikan cakalang dan ikan tuna (Thunnus
sp) sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan di sekelilingnya yakni
senang hidup pada perairan yang bersuhu panas dan kadar garam yang relatif
tinggi. Hal ini sesuai dengan kondisi perairan Indonesia maupun Perairan
Teritorial dengan kisaran salinitas antara 30º C - 35º C. Ikan cakalang adalah
jenis tuna yang paling banyak tersebar di tiga samudera dan laut sekitrnya
tetapi menghendaki perairan dengan kondisi tertentu faktor pembatas yang
terpenting adalah suhu dan salinitas (Nontji, 1987).
Suhu adalah salah
satu faktor penting dalam penyebaran ikan cakalang dan tuna yang tinggal
diperairan tropis dan subtropis dengan kisaran suhu antara 28º C - 29º C.
B.
DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG
Daerah penyebaran
ikan cakalang membentang disekitar 40º LU - 30º LS. Sebagian dari perairan
Indonesia merupakan lintasan ikan cakalang yang bergerak menuju kepulauan
Philipina dan Jepang. Itulah sebabnya ikan cakalang dijumpai hampir sepanjang
tahun di perairan kita, kelompok padat disekitar Kalimantan, Sulawesi,
Halmahera, Kepulauan Maluku dan sekitar perairan Irian Jaya (Gunarso, 1985).
nontji (1987), menyatakan bahwa faktor
pembatas dari ikan cakalang adalah hidup pada perairan lapisan permukaan dengan
suhu dan salinitas. Ikan cakalang hidup pada perairan lapisan permukaan dengan
suhu optimum 28º C - 29° C dengan salinitas 32 – 36 permil.
Di Indonesia daerah penyebaran dari ikan yang menjadi
tujuan penangkapan Pole and Line, meliputi seluruh daerah pantai, lepas pantai perairan
Indonesia terutama peredaran Indonesia
Timur, Selatan Jawa dan Sumatra barat.
tuna dan cakalang adalah
ikan perenang cepat dan hidup bergerombol (schooling) sewaktu mencari
makan. kecepatan renang ikan dapat mencapai 50 km/jam. kemampuan renang
ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebarannya dapat meliputi
skala ruang (wilayah geografis) yang cukup luas, termasuk diantaranya beberapa
spesies yang dapat menyebar dan bermigrasi lintas samudera. pengetahuan
mengenai penyebaran tuna dan cakalang sangat penting artinya bagi usaha
penangkapannya.
tuna dan cakalang menyebar luas di seluruh perairan
tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis tuna dan cakalang tidak
dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur (longitude)
tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang (latitude) (Nakamura, 1969). Di Samudera Hindia dan Samudera
Atlantik menyebar di antara 40ºLU dan 40ºLS (Collete dan Nauen, 1983).
Khususnya di Indonesia (Uktolseja et
al., 1991), tuna hampir didapatkan menyebar di seluruh perairan di
Indonesia. Di Indonesia bagian barat meliputi Samudera Hindia, sepanjang
pantai utara dan timur Aceh, pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara. Di Perairan Indonesia bagian timur meliputi Laut Banda Flores,
Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Pasifik di sebelah utara Irian Jaya dan
Selat Makasar.
Kedalaman renang tuna dan cakalang bervariasi
tergantung jenisnya. Umumnya tuna dan cakalang dapat tertangkap di kedalaman
0-400 meter. Salinitas perairan yang disukai berkisar 32-35 ppt atau di
perairan oseanik. Suhu perairan berkisar 17-31 oC.
SUMBER :
Achmar Mallawa, Dkk. ASPEK PERIKANAN DAN
POLA DISTRIBUSI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN
No comments:
Post a Comment