Thursday, October 10, 2013

Distribusi Ikan Cakalang/ Katsuwonus pelamis Dan Hubungannya Dengan Daerah Penangkapan

A.           Distribusi dan Penyebaran Ikan Cakalang
Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Proses kehidupan yang vital yang secara kolektif disebut metabolisme, hanya berfungsi didalam kisaran suhu yang relative sempit biasanya antara 0-40°C, meskipun demikian bebarapa beberapa ganggang hijau biru mampu mentolerir suhu sampai 85°C.  Selain itu, suhu juga sangat penting bagi kehidupan organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas maupun perkembangbiakan dari organisme tersebut.Oleh karena itu, tidak heran jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis ikan yang terdapat di berbagai tempat di dunia yang mempunyai toleransi tertentu terhadap suhu. Ada yang mempunyai toleransi yang besar terhadap perubahan suhu, disebut bersifat euryterm. Sebaliknya ada pula yang toleransinya kecil, disebut bersifat stenoterm. Sebagai contoh ikan di daerah sub-tropis dan kutub mampu mentolerir suhu yang rendah, sedangkan ikan di daerah tropis menyukai suhu yang hangat. Suhu optimum dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhannya. Ikan yang berada pada suhu yang cocok, memiliki selera makan yang lebih baik.
Peta distribusi ikan cakalang
Sesuai dengan sifat jenis ikan cakalang dan ikan tuna (Thunnus sp) sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan di sekelilingnya yakni senang hidup pada perairan yang bersuhu panas dan kadar garam yang relatif tinggi. Hal ini sesuai dengan kondisi perairan Indonesia maupun Perairan Teritorial dengan kisaran salinitas antara 30º C - 35º C. Ikan cakalang adalah jenis tuna yang paling banyak tersebar di tiga samudera dan laut sekitrnya tetapi menghendaki perairan dengan kondisi tertentu faktor pembatas yang terpenting adalah suhu dan salinitas (Nontji, 1987).
Suhu adalah salah satu faktor penting dalam penyebaran ikan cakalang dan tuna yang tinggal diperairan tropis dan subtropis dengan kisaran suhu antara 28º C - 29º C.
B.            DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG
Daerah penyebaran ikan cakalang membentang disekitar 40º LU - 30º LS. Sebagian dari perairan Indonesia merupakan lintasan ikan cakalang yang bergerak menuju kepulauan Philipina dan Jepang. Itulah sebabnya ikan cakalang dijumpai hampir sepanjang tahun di perairan kita, kelompok padat disekitar Kalimantan, Sulawesi, Halmahera, Kepulauan Maluku dan sekitar perairan Irian Jaya (Gunarso, 1985).

nontji (1987), menyatakan bahwa faktor pembatas dari ikan cakalang adalah hidup pada perairan lapisan permukaan dengan suhu dan salinitas. Ikan cakalang hidup pada perairan lapisan permukaan dengan suhu optimum 28º C - 29° C dengan salinitas 32 – 36 permil.

Di Indonesia daerah penyebaran dari ikan yang menjadi tujuan penangkapan Pole and Line, meliputi seluruh daerah pantai, lepas pantai perairan Indonesia terutama peredaran Indonesia Timur, Selatan Jawa dan Sumatra barat.

tuna dan cakalang adalah ikan perenang cepat dan hidup bergerombol (schooling) sewaktu mencari makan. kecepatan renang ikan dapat mencapai 50 km/jam. kemampuan renang ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebarannya dapat meliputi skala ruang (wilayah geografis) yang cukup luas, termasuk diantaranya beberapa spesies yang dapat menyebar dan bermigrasi lintas samudera. pengetahuan mengenai penyebaran tuna dan cakalang sangat penting artinya bagi usaha penangkapannya.

tuna dan cakalang menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran jenis-jenis tuna dan cakalang tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur (longitude) tetapi dipengaruhi oleh perbedaan garis lintang (latitude) (Nakamura, 1969). Di Samudera Hindia dan Samudera Atlantik menyebar di antara 40ºLU dan 40ºLS (Collete dan Nauen, 1983). Khususnya di Indonesia (Uktolseja et al., 1991), tuna hampir didapatkan menyebar di seluruh perairan di Indonesia. Di Indonesia bagian barat meliputi Samudera Hindia, sepanjang pantai utara dan timur Aceh, pantai barat Sumatera, selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Di Perairan Indonesia bagian timur meliputi Laut Banda Flores, Halmahera, Maluku, Sulawesi, perairan Pasifik di sebelah utara Irian Jaya dan Selat Makasar.

Kedalaman renang tuna dan cakalang bervariasi tergantung jenisnya. Umumnya tuna dan cakalang dapat tertangkap di kedalaman 0-400 meter. Salinitas perairan yang disukai berkisar 32-35 ppt atau di perairan oseanik. Suhu perairan berkisar 17-31 oC.

SUMBER :
Achmar Mallawa, Dkk. ASPEK PERIKANAN  DAN  POLA DISTRIBUSI IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis)  DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN

No comments:

Post a Comment