BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa
italia (1561) maneggiare yang berarti
"mengendalikan," terutama dalam konteks mengendalikan kuda, yang
berasal dari bahasa latin manus yang berarti "tangan”. Bahasa
perancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun
diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Hal ini dibuktikan dengan adanya bangunan
seperti salah satunya Piramida di Mesir. Piramida ini dibangun oleh lebih dari
100.000 orang selama 20 tahun, bangunan ini tdk akan berhasil dibangun jika tdk
ada orang yang merencanakan apa yang harus dilakukan untuk mengorganisir
manusia, bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja serta menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai
rencana sampai bangunan itu brdiri kokoh sampai sekarang ini. Contoh-contoh lainnya adalah manajemen yang dapat di jumpai pada era 1400-andi kota Venesia, Italia,
yang pada masa itu merupakan sebuah pusat perdagangan dan perdangan di
benua Eropa.
Menurut saya ilmu tentang manajemen itu telah ada pada
saat kita dilahirkan kemuka bumi ini, kenapa? Karena pada saat kecil kita semua
sudah mempunyai impian mau jadi apa kita nantinya tergantung pada anda semua.
Oleh karena itu, Impian yang kita inginkan pada saat itu merupakan proses awal
kita untuk memanajemenkan bagaimana kita bisa menggapai impian kita tersebut.
Karena pada saat itu kita belum tahu apa itu manajemen tapi pada saat itu anda
telah menggunakan ilmu tentang manajemen
sampai kita berada dalam ruangan kuliah kita ini yang nantinya apa yang
kita impikan pada saat kecil tergapai
dan sampai anda meninggal.
Pada dasarnya ilmu tentang
manajemen sulit didefenisikan karena tdk ada defenisi manajemen yangh
dapat diterima secara universal, seperti yang dikemukakan oleh Mary Parker
Follet yang mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Manajemen memang bisa seperti itu tetapi bisa juga
mempunyai pengertian yang lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataanya tdk
ada defenisi yang konsisten digunakan oleh semua orang, Stonerpun mengemukakan
suatu defenisi yang lebih kompleks seperti berikut ini:
Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar tercapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Defenisi dari Stoner
ini menggunakan kata “proses” bukan “seni”. Mengartikan manajemen sebagai
“seni” mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau keterampilan
pribadi, sedangkan suatu “proses” adalah
cara sistematis untuk melakukan pekerjaan.
B.
Tujuan Dan Kegunaan
tujuan
dan kegunaan dari manajemen adalah sebagai berikut:
Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management
Principles and Management”, fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
Menurut George R. Ferry (1990) dalam “Principles of
Management”, proses manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pelaksanaan (Activating).
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pelaksanaan (Activating).
Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles
of Management”, proses dan fungsi manajemen terbagi menjadi :
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pengarahan (Directing).
• Perencanaan (Planning).
• Pengorganisasian (Organizing).
• Pengawasan (Controlling).
• Pengarahan (Directing).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Manajemen
pengertian
manjemen menurut kamus besar bahasa Indonesia (KKBI) adalah “penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai
sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung jawab atas jalann ya perusahaan dan
organisasi”.
Defenisi
manajemen menurut kamus Oxford adalah
the control and making of decisions in a bisnis or similiar organization
(pengendalian dan pembuatan keputusan diperusahaan atau organisasi sejenis).
Pengertian manajemen yang kedua masih dari Oxford yaitu the proces of dealing
with or controling people or things (proses berurusan dengan atau mengendalikan
orang atau benda).
Ernie & Kurniawan, 2005 mendefinisikan
manajemen sebagai seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait
dengan pencapaian tujuan.
Nickels,
McHugh and McHugh, 1997 mendefeniusikan manajemen adalah sebuah proses yang
dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkain kegiatan berupa
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta
sumber daya organisasi lainnya .
Follet, 1997: pengertian manajemen sebagaiseni
dalam menyelesaikan sesuatu melalui orang lain.
Mary
Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sbg seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manejer bertugas
mengatur & mengarahkan orang lain ukt mencapai tujuan organisasi
Ricky
W. Griffin mendefinisikan
manajemen sbg sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
& pengontrolan sumber daya ukt mencapai sasaran (goals) secara efektif
& efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dpt dicapai sesuai dgn perencanaan,
sementara efisien berarti bahwa tugas yg ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, & sesuai dgn jadwal.
B.
Pemikiran Awal Tentang Manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi 2 peristiwa
penting dalam ilmu manajemen, kedua
peristiwa tersebut adalah sebagai berikut:
Peristiwa
pertama terjadi pd tahun 1776
ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin
ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan
keunggulan ekonomis yg akan diperoleh
organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu
perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yg spesifik & berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sbg contoh, Smith mengatakan bahwa dgn
sepuluh orang perusahaan peniti
dpt menghasilkan kurang lbh 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika
setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah
sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dpt meningkatkan produktivitas dgn meningkatnya
keterampilan & kecekatan tiap-tiap pekerja,menghemat waktu yg terbuang dalam pergantian
tugas, & menciptakan mesin & penemuan lain yg dpt
menghemat tenaga kerja.
Peristiwa
penting kedua
Peristiwa yg memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi
Industri di Inggris. Revolusi Industri
menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yg berakibat
pd pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yg disebut
pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan
manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yg dpt membantu mereka
meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan
tugas kpd bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, & lain-lain, sehingga
ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
C.
Manajemen Diera Manajemen Ilmiah
Era ini ditandai dgn
berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari
kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A.
Halsey, & Harrington Emerson.
Perkembangan manajemen
ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth.
Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Compan,
menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi pendidikan kepada
karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain
sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt Chartt yang digunakan untuk
merancang dan mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan
suami-istri Frank dan Lillian Gilberth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang
dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu
yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan
untuk menciptakan sistem produksi yang lebih efesien.
Era ini juga ditandai dengan
hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya
dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang
baik. Pada awal abad ke-20,
seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima
fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi,
dan mengendalikan. Gagasan Fayol
itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen
pada pertengahan tahun 1950 dan terus
berlangsung hingga sekarang.
D. Era Manusia Sosial
Era manusia sosial ditandai
dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran
manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan
pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab
perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai Eksperimen Hawthorene.
Eksperimen Hawthrone
dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western
Electric Company Works di
Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai
macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Hasil kajian
mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja,
periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output
pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa
aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau
standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
E. Era Modern
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kwalitas total (total
quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru
manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and
Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol
Kualitas di Jepang. Deming
berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari
kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan
kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat
bila kualitas dapat ditingkatkan maka:
Ø biaya akan berkurang karena berkurangnya
biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang
lebih baik atas waktu dan material;
Ø produktivitas meningkat;
Ø pangsa pasar meningkat karena peningkatan
kualitas dan penurunan harga;
Ø (4)profitabilitas perusahaan peningkat
sehingga dapat bertahan dalam bisnis;
Ø jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan
14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.
Kontribusi kedua datang dari Joseph Juran. Ia menyatakan bahwa 80 persen cacat
disebabkan karena faktor-faktor yang sebenarnya dapat dikontrol oleh manajemen.
Dari teorinya, ia mengembangkan trilogi manajemen yang memasukkan perencanaan,
kontrol, dan peningkatan kualitas. Juran mengusulkan manajemen untuk memilih
satu area yang mengalami kontrol kualitas yang buruk. Area tersebut kemudian
dianalisis, kemudian dibuat solusi dan diimplementasikan.
F. Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik
Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya
revolusi industri di Inggris pada abad 18. Para pemikir tersebut rnemberikan
pematian temadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan
usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara
lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor dan lainnya.
1. Robert
Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang
praktek-praktek memperkerjaka anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja
13 jam per hari. Tersentuhdengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu,
beliau mengajukan adanya perbaikan temadap kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun
awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggapinstrumen yang tidak
berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja dipabrik, rnenaikkan usia
minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan
makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan
hidup karyawan dengan harga yang layak, danberusaha memperbaiki lingkungan
hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan,
sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau
disebut "Bapak Personal Manajemen Modem". Selain itu, Owen lebih
banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi
manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja,
beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti
prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
2. Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika
yang tertarik pada usaha penilaian efisiensi pada operasional suatu
pabrik, dengan menerapkan prinsip-prinsip ilmiah agar terwujud
peningkatan produktivitas dan penurunan biaya. Beliau pertarna kali
mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan spesialisasi pekerjaan
yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga pekerjaan dibuat
rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat kalkulator. Babbage
merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822, yang disebut
"rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)", Prinsip-
prinsip dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad kemudian.
Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical Machine),
yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar komputer modern,
sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer". Tulisannya
dituangkan dalam bukunya yang beljudul "On the Economy Of Machinery
and Manufactures" (1832).
Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi dalam
pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untukmenentukan
seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya
rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat
memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada semacam sistem
pembagian keuntungan antara pekerja dan
pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian
keuntungan pabrik, apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan
produktivitas. Beliau menyarankan para pekerja selayaknya menerirna
pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan mereka, ditambahkan dengan
pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap saran yang mereka berikan
dalam peningkatkan produktivitas.
3. Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen
ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal
adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang
menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan
yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu,
pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor
memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
o Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
o Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan
rnenempatkan pekerjaan yang cocok untuk
satu pekerjaan.
o Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para
pekerja.
o Kerjasama yang baik antara manajernen dengan
pekerja.
4. HenryL Gant
(1861 -1919)
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem
bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan
sistem "Charting"
yang terkenal dengan "Gant
Chart". Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal
balik antara manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis.
Henry beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggarisbawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah
manajemen.
Metodenya yang terkenal adalah rnetode grafis dalam
menggambarkan rencana-rencana dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial
yang lebih baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam
merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan
terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini
pelopor teknik-teknik modern seperti PERT
(Program Evaluation and Review Techique).
5. The
Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth :
1878-1972)
Suami istri ini selain
rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik dengan usaha membantu
pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk manusia. Setiap
langkah yang dapat rnenghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan. Mereka juga
terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar
dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan
konsep "three position plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa
yang diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh
manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok, karena terlalu
mengutamakan keuntungan dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan
pekerjaan.
Aliran ini melupakan kepuasan pekerjaan pekerja
sebagai manusia biasa. Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia
dari kerja dan perhatian suamianya pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan
cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam
menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan
mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja
karena kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
G. Aliran Hubungan Manusiawi
Pada tahap
aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya
adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap
karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna
dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak
selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak
rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia,
melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga orang pelopor aliran
perilaku yaitu :
1. Hugo Munsterberg (1863 -1916)
yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang
terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan
produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya
"Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk
meningkatkan produktivitas:
Ø
Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling
sesuai dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
Ø
Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi
syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
Ø
Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh
dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
2. Elton Mayo (1880 -1949)
gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan
sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan
sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta
semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran
faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada
karyawan. Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan
adalah rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka
menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang
dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian
yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan
"Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan
lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya
terhadap produktivitas.
Mayo beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal
dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan
sosial dalam hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan ataupun
pengendalian manajemen. Konsep "socialmanl”dapat menggantikan konsep
"rational man” yaitu seseorang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan
ekonomis pribadi yangterkenal dengan julukan "rational economic man” yang
oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah "vital machine”.
Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer
dirasa semakin pentingnya "people management skillsl” daripada
"engineering atau technicall skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok
dalam praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas dasar kemampuan
perseorangan (individu), Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo
yang dinyatakan oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat
kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga oleh
faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan kultur
organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain.
Gerakan hubungan manusia terus berkembang dengan
munculnya pemikiran-pemikiran lain yang juga tergolong dalam aliran perilaku
yang labih maju. Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan
Antropologi terus dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna, dan para
penelitinya lebih dikenal dengan sebutan "behavioral scientists"
daripada 'human relations theorists". Di antara mereka yang terkenal
adalah Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan konsep "self actualizing man"
daripada hanya sekedar "social
man" dalam memberi dorongan kepada karyawan.
Teori Mayo ini pun kemudian lebih ditingkatkan
dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan
yang dikenal dengan konsep "complex-man". Karena tidak ada dua orang
yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer yang efektif akan berusaha
mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam
organisasinya agar dapat mempengaruhi individu tersebut.
3. William Ouchi (1981)
William Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can Meet The Japanese Challen ge
(1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau didasarkan pada
perbandingan manajemen dalam organisasi.Jepang disebut tipe perusahaan Jepang
dengan manajemen dalam perusahaan
Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.
Sumbangan para ilmuan yang
beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan pemahaman terhadap
motivasi perseorangan, perlaku kelompok, ataupun hubungan antara pribadi dalam
kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin peka
dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan muncul
berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah-masalah kepemimpinan,
penyelesaian perselisihan, memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep komunikasi.
Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari umum, abstrak dan kompleks, sukar
sekali tentang perilaku manusia yang begitu kompleks yang mana yang sebaiknya
harus dituruti perusahaan.
H.
Aliran Manajemen Modern
Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif
merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana
matematika, pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah
yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah
perang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan setelah perang
dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan
"OR Tim" ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran teknologi komputer, membuat
prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modem.
Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang
kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang
lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya.
Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam
berbagai kegiatan penting, seperti dalam hat penganggaran modal, manajemen cash
flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber
daya manusia dan sebagainya.
I.
Perkembangan Teori Manajemen
Ketiga aliran
manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarangberkembang
terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikanpendekatan yang
penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen.
Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan
hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan
baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi. Aliran klasik dikenal
dengan pendekatan proses dan operasi manajemen.
Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling
berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk
terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.kritikan, karena di
samping terlalu bagi manajer untuk menerangkan dan sukar memilih nasehat
ilmuwan dalam mencapai solusi di dalam
Proses perkembangan teori manajemen
terus berkembang hingga saat ini yang
dilihat dari
lima sisi yaitu :
o Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya
aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat
bagi pengembangan teori manajemen.
o Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing
berkemabng sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
o Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu
bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan
seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak
seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang
lain.
o Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih
bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam
pendekatan sistem dan kontingensi.
o Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori
manajemen dengan munculnya teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan
perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.
Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis
nlerupakan penciptaan pengetahuan dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi
manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan
perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena
keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan secara keseluruhan
menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah,
Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Penerbit Graha Ilmu.
Dadang Supriyatna,
Andi Sylvana. Manajemen. 2007. Penerbit Universitas Terbuka.
fathoni, Fbdrurrahmat. 2006. Organisasi Dan Manajemen
Sumber Daya Manusia. Penerbit Rineka Cipta.
library.usu.ac.id/download/fe/manajemen-ritha4.pdf
No comments:
Post a Comment